Saturday, February 23, 2008

PENYELARASAN CARA BERPIKIR

Kolose 3:1-2 menyinggung dua kata penting bagi kita yaitu “CARILAH” dan “PIKIRKANLAH.” Saat Paulus menyinggung tentang ‘carilah dan pikirkanlah perkara di atas’, yang sedang dia maksudkan adalah bahwa kita harus mencari dan memikirkan perkara Kerajaan. Saya jadi teringat dengan pernyataan Yesus dalam Matius 6:33, yang juga menyinggung hal yang sama --- “Carilah Kerajaan Allah dan Kebenarannya ...”. Setahu saya, apabila terjadi pengulangan dalam sebuah pengajaran atau pernyataan, maka hal tersebut tentulah merupakan sesuatu yang penting dan harus menjadi pusat perhatian serta pertimbangan kita.

Secara jujur, konsep ‘mencari dan berpikir Kerajaan Allah’ pada tahap awal merupakan sesuatu yang masih bersifat abstrak bagi saya. Itulah sebabnya saya mencoba untuk mencari tahu makna dari masing-masing kata tersebut di atas. Berikut adalah kesimpulan yang saya peroleh dalam pembelajaran pribadi.

  • Ketika Paulus menyinggung kata ‘carilah’ -- (zeteo), maka maksud inti dari Paulus adalah meminta agar jemaat di Kolose mencari dan menemukan Kerajaan Allah tersebut melalui sebuah proses merenung.

  • Di sisi yang lain, Paulus juga menyinggung kata ‘pikirkanlah’ -- (phroneo), yang sebenarnya memiliki maksud agar jemaat Kolose menyelaraskan cara berpikir mereka dengan cara berpikir Kerajaan, sehingga terjadilah sebuah harmoni di dalamnya.

Bagi saya, penemuan bermakna ini telah mengingatkan saya kepada beberapa cerita tertentu yang pernah terbaca dalam Alkitab sebelumnya. Dalam Matius 13:10-11, ketika murid-murid Yesus bertanya tentang mengapa Dia berkata-kata tentang Kerajaan Allah dengan menggunakan perumpamaan, maka jawab Yesus kepada mereka: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga...” Dengan kata lain, karunia itu sudah diberikan. Semua orang yang telah masuk dalam Kerajaan Allah, seharusnya memahami aturan main Kerajaan. Namun mengapa tidak banyak orang memahami nilai-nilai penting dalam Kerajaan? Ternyata karena kita tidak berupaya untuk menemukan rahasia dari Kerajaan dengan melalui sebuah proses perenungan. Kita ternyata lebih menyukai kegiatan plagiat. Mencangkok penemuan orang lain. Menyibukkan diri untuk mengejar sumber atau orang tertentu, supaya kita dapat menemukan sebuah pencerahan. Pada kenyataannya, apabila karunia dan proses perenungan digabungkan, maka sebenarnya kita akan menemukan penyingkapan rahasia Kerajaan yang ternyata tersembunyi bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan.

Paulus mengajarkan kita bahwa melampaui proses perenungan saja ternyata tidak cukup. Setelah kita mengalami penemuan makna Kerajaan, maka seharusnya kita berupaya untuk menyelaraskan cara berpikir kita dengan Kerajaan itu sendiri. Penyelarasan cara berpikir akan membuat kita dengan mudah menghasilkan tindakan-tindakan Kerajaan dalam kehidupan natural kita. Saya semakin yakin bahwa ternyata menghidupi aturan main Kerajaan sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang sukar bagi kita, apabila telah terjadi keharmonian berpikir antara kita dengan Tuhan. Roma 12:2 menegaskan kepada kita bahwa apabila cara berpikir kita telah mengalami penyelarasan dengan cara berpikir Tuhan, maka kita akan dapat membedakan mana kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Kekristenan akan menjadi sebuah kehidupan yang menyenangkan, berkualitas dan berkuasa.

Namun ternyata harus kita akui bahwa agama telah merupakan musuh terbesar yang menghalangi kita untuk menjadi manusia yang menghidupi aturan main Kerajaan. Mengapa? Sebab agama telah membuat orang lebih condong untuk memaksakan Tuhan menyelaraskan cara berpikir-Nya dengan manusia. Jika cara berpikir Tuhan tidak sesuai dengan cara berpikir kita, maka dengan sangat rela kita berani memutuskan untuk menyingkirkan cara berpikir Tuhan. Itulah sebabnya jika kita belajar Kolose pasal 2:16-23, maka kita akan menemukan bahwa agama telah dengan sengaja menutup diri bahkan membunuh cara berpikir Tuhan. Agama akan selalu menghasilkan orang-orang munafik, sangat jauh dari kualitas.

Saya baru mengalami pencerahan mengenai makna dari pernyataan “kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Kuasa perenungan, penemuan makna Kerajaan, penyelarasan cara berpikir kita dengan cara berpikir Kerajaan ternyata akan membebaskan kita dari belenggu agama. Sebuah belenggu yang akan semakin menjauhkan kita dari sebuah kehidupan yang berkerajaan.

2 comments:

Anonymous said...

Di jaman yang terlalu sibuk untuk merenung, dan jaman yang penuh dengan kemunafikan dalam segala hal, pemikiran ini seperti sebuah cahaya dari celah sempit ketika saya merasa berada dalam gua yang gelap. Masih remang-remang, tapi cukupmemebrikan harapan untuk sebuah kehidupan ber Yesus yang lebih bermakna, lebih hidup, lebih berkualitas, serta berkuasa. Thanks Ko Wing

Anonymous said...

Hello B' Onna, sebuah pemikiran dan penelahaan yg sgt dalam, setelah beberapa kali membacanya, saya semakin memahami tulisan ini. "thanks a ton" sudah melengkapi dan mempertajam ...