Tuesday, February 5, 2008

Mengimpartasi Proses Bukan Hanya Memindahkan Hasil

Hei friends, gimana kabar kalian?
Aku merasa bahwa kebenaran tentang pembapaan harus kita cermati lebih jeli dalam implementasinya supaya lebih kuat pengaruhnya...kepada orang-orang yang Tuhan percayakan kepada kita. Jangan sampai terjebak memindahkan hasilnya tanpa mengimpartasi prosesnya. Mentalitas "copy-paste hasil" -dari murid kepada gurunya- adalah berbahaya. Ada kecenderungan dalam proses pembapaan upaya pemberian ikan tanpa menyertakan pancingnya. Sehingga petualangan berpikir dan merenung serta pengalaman kehidupan yang penuh rasa sakit, gelak tawa, kebingungan, keresahan, kebahagiaan, ketakutan tidak sempat teramati sebagai proses pembelajaran kehidupan.
Saya kira waktu Yesus berkata kepada muridNya: Ikut Aku! itu bukan saja berarti mengikuti kumpulan ide-ideNya dan perjalanan geografisNya saja tapi juga mengikuti keseluruhan cerita lengkap proses penuntasan karyaNya...di masa-masa pergumulan hingga kemenangan...melalui hidup bersamaNya. Ikut Aku sama artinya dengan ikut prosesKu! Oleh karena itu impartasi "hasil jadi" saja berupa pengajaran, ide-ide dan "karya-karya yang telah utuh" lainnya lewat seminar atau acara triwulanan tidak akan pernah cukup untuk melahirkan anak-anak rohani yang kuat, matang dan ulet. Terima jadi dan instan saja. Mereka perlu belajar dari ayah rohaninya tentang "mencari dan makan sendiri"..dengan mengikuti, merasa dan melihat apa yang bapa nya pernah lalui. Cara belajar "melihat dan menangkap" jelaslah jauh lebih berkuasa ketimbang mendengar saja. Selepas Yesus naik ke sorga maka murid-muridNya tidak tenggelam begitu lama dalam kesedihan dan kepasifan melainkan melanjutkan tugas dan misi gurunya. Kenapa mereka bisa langsung melanjutkannya? Sederhana. Karena mereka telah bergaul dengan gurunya dan mengamati proses guruNya mengerjakan apa saja di masa 3,5 tahun persekutuan dengan mereka. Mereka mengingatnya dan mengerjakannya...persis seperti yang mereka lihat dari hari ke hari saat bersama gurunya. Ketergantungan yang berkualitas!

Sekalipun mungkin menolong, blog di dunia maya seperti ini, jelas tidak bisa mewakili sebuah impartasi proses yang penuh pergumulan, airmata, gelak tawa, emosional, kegelisahan dan ketakutan. Padahal itu merupakan sumber pembelajaran menghadapi kenyataan-kenyataan hidup yang tak terhindari dalam rangka menyelesaikan kehendakNya. Ada kewajaran, kenaturalan dan kejujuran yang menambahkan kekuatan dalam hubungan pembapaan. Bagaimana merespon dan menghadapi sesuatu, mengenakan sebuah hikmat, melakukan pilihan-pilihan atas berbagai hal dan menyelesaikan dengan benar sebuah pekerjaan merupakan hal-hal yang diamati dalam sebuah proses kehidupan...dalam sebuah hubungan bapa anak yang tidak mistik! Nyata, teraba dan terasa!

Pengertian tersebut tidak mudah dipahami bagi guru dan bapa yang ja'im (jaga image) dengan segala sisi kehidupan misteriusnya...jauh dari kesan "surat terbuka" yang dibaca orang. Impartasikanlah prosesnya bukan sekedar ide dan hasilnya! Akibatnya, daripada sekedar menghasilkan anak-anak gampang, maka yang dihasilkan adalah anak-anak rohani yang tumbuh cerdas, kreatif, ulet dan mandiri. Cara pembelajaran yang paling berkuasa!

3 comments:

Unknown said...

Wah setuju banget dengan impartasi proses. Karena sesungguhnya proses tidak bisa di copy-paste. Banyak faktor berbeda yang mempengaruhi proses yang sulit ditiru, seperti: sumber daya( manusia, materi, spiritual), kreatifitas, keunikan, waktu, tempat, dan lainnya. Orang yang berusaha mengcopy paste proses pasti kesulitan untuk meniru seluruh sumber daya dan keadaan yang dimiliki oleh orang lain yang telah berhasil dengan proses. Karena seharusnya spirit yang diimpartasikan dari sebuah proses yang matang akan memancing kreatifitas dan inovasi pada siapa saja yang menerima impartasi. Jadi tentu saja pada akhirnya originalitas proses tidak dapat ditiru. Setiap orang memiliki kesempatan untuk mengalami, belajar, dan menambahkan hikmat pada sebuah proses. Kemampuan mengekstrak prinsip-prinsip dari proses akan menentukan keberhasilan pembelajaran dari proses tersebut.

Ko wing, thanks untuk ministrynya kemaren di kolam renang :)

Hari Kristianto said...

sip Ko wing. wah aku telat baca artikelnya..tapi ndak papa ndak ada kata terlambat untuk belajar.

Hari Kristianto said...

sip Ko wing. wah aku telat baca artikelnya..tapi ndak papa ndak ada kata terlambat untuk belajar.