Wednesday, February 6, 2008

Makin Tinggi Bangunannya, Makin Dalam Fondasinya

Hi guys, aku dan pak Otniel Lumowa hari ini dan besok ada pelatihan "7 Prinsip Dasar Kehidupan" yang diadakan di kota Tegal dan dihadiri pemimpin-pemimpin dari 10 kota pantura Jateng. Kami berdua selalu enjoy banget melengkapi pemimpin-pemimpin pergerakkan dalam hal yang penting dan tidak bisa dikompromikan ini. Prinsip dasar.
Sudah banyak contoh dari sekian "greatman of God" yang ada dan pergerakkan-pergerakan besar yang mengalami tumbang dan habis cerita, dengan "ending" yang memalukan serta dilupakan. Ironisnya cerita sedih itu justru berawal mula dari tidak adanya perhatian dan pembangunan yang serius dari prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan dan pergerakan. Di kemudian hari akan menjadi terlambat disadari, bahkan susah mengumpulkan lagi serpihan-serpihan bekas bangunan yang terserak dan rusak.
FT mengatakan "Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?" (Maz 11:3). Kalimat tanya yang kita tahu jawabannya: orang benar tidak bisa berbuat apa-apa bila dasar-dasar dihancurkan! Musuh kita juga tahu hal tersebut jadi dia mengarahkan seluruh pukulan dan serangannya kepada perkara-perkara dasar yang belum dibangun kokoh dalam hidup, pelayanan dan pergerakan kita. Musuh tidak takut dan grogi jika kita hanya membangun pergerakkan yang kuat, cepat dan inspirasional saja tetapi tidak diatas fondasi yang kokoh. Kegagalan dan kekalahan sudah tergambar di depan mata. Dia biarkan kita lakukan apa saja kecuali meletakkan dan memperkokoh dasar-dasar.
Paulus menyebut dirinya sebagai ahli bangunan yang cakap yang telah meletakkan dasar dan kemudian orang lain membangun terus diatasnya.(1 Kor 3:10-11). Harus diakui bahwa Paulus menjadi rasul pertama yang menembus kebanyakan daerah misi yang baru di luar wilayah Israel. Banyak pekerjaan misi peletakkan dasar di seluruh Asia Kecil yang terjadi karena kiprahnya. Baru setelah dia pergi orang lain membangun diatasnya. Maka tidak disangkali bahwa kejayaan gereja mula-mula di banyak bagian dunia pada waktu itu karena konsistensinya sebagai "rasul peletak dasar". Dasar-dasar gereja waktu itu menjadi kuat untuk dilanjutkan dari kemuliaan kepada kemuliaan yang semakin besar. Dia memang ahli bangunan yang cakap...karenanya pergerakan berjalan kuat...dan sejarah dibuat.
Yesus juga mengingatkan tentang dua macam rumah: yang berfondasi pasir dan yang berdasar batu. Yang kokoh adalah orang yang mendengar perkataanNya dan taat . Maka saat angin, banjir dan hujan datang rumah itu tidak rubuh. Betapa menyedihkannya kalo kita melihat sebuah pergerakan rubuh karena tidak tahan "hujan" berkat, dihempas rupa-rupa "angin" pengajaran dan diterjang "banjir" arus keduniawian. Apakah "pasir" kita? Pasir adalah sesuatu yang mudah bergeser dan tidak solid...sangat riskan membangun sesuatu yang besar dan mulia diatasnya. Bisa saja ada pasir di motif kita, karakter kita atau nilai-nilai kita.
Semakin tinggi bangunannya harus semakin dalam dan kuat fondasinya. Anda mau tahu kekuatan sebuah bangunan? Lihatlah dasarnya! Anda mau tahu dari manakah sebuah rumah mulai dibangun? Dari fondasinya! Pastikan diatas sebuah apa dan mulai dari mana Anda membangun rumah kehidupan Anda!
Cinta uang dan roh materialistik --yang diwakili oleh kisah Ananias dan Safira-- telah dikalahkan sejak awal oleh gereja mula-mula sehingga dalam perjalanan pergerakan selanjutnya tidak lagi habis energi untuk digoncang perkara-perkara dasar terus-menerus. Sejak awal Yesus menyerukan: pilih aku atau Mamon. Dia tangani sejak awal perkara-perkara dan komitmen-komitmen yang mendasar. Menurut para ahli, prinsip-prinsip tentang keuangan dan pengampunan bahkan menjadi topik paling sering yang Yesus bahas di Injil. Tanpa kedewasaan yang cukup dalam prinsip pengampunan hubungan-hubungan yang rusak bisa menceraikan beraikan pergerakan. Tanpa prinsip tanggung jawab dan belajar merestitusi hati nurani maka kemunafikan dan kesalahan yang tidak terlihat diatas permukaan akan mencederai kemurnian pergerakan. Tanpa prinsip penyerahan hak maka akan ada banyak luka,pahit dan amarah karena hak-hak yang terambil oleh orang lain atau ketidak siapan terhadap tuntutan pergerakan yang sepenuhnya memberi diri dan menanggalkan banyak hak pribadi. Tanpa prinsip dasar untuk tinggal dalam Kristus maka pergerakan dan kehidupan dijalankan dengan kekuatan Taurat dan cucuran keringat yang melelahkan.
Itulah sebagian point yang dengan penuh antusias yang akan kami bagikan kepada rekan-rekan pemimpin pergerakan di pantura Jateng sore ini sampai besok malam. Senang sekali dipercayai tugas meletakkan dasar. Itu sama artinya dengan menyiapkan masa depan yang kokoh dan anti roboh. Awasi dasar-dasarmu, alami Kristus Batu Penjuru ! Salam pergerakkan.

3 comments:

Anonymous said...

Memang diakui bahwa sering kali saya sendiri sering lupa untuk tetap konsen kepada hal hal atau prinsip yang mendasar dalam kehidupan, mengingat hal tersebut tdk heran kl setan justru konsen pada penghancuran dasar2 org kristen, jd saya usul bila secara berkala hal ini selalu diingatkan atau disampaikan, cuma mungkin dgn penyampaian yg terus kreatif & beda dalm hal contoh, ilustrasi maupun kesaksiannya.ok GBU

Anonymous said...

Dicopy mr.Jo....Praise to Jesus, the Solid Rock, our Foundation!

anggaprasetya said...

dasar emang harus dibangun dengan kuat.. tp i rada pesimis dg kondisi gereja dlm menghadapi mamon. seringkali justru mamon yg menunjukkan betapa berkuasanya dia dalam "memerintah" gereja. gereja lebih mudah diperintah dan diatur oleh mamon daripada kebenaran. dan gawatnya kata "sukses" bagi banyak hamba Tuhan diartikan "besar dan kaya", maka dengan senang hati mereka membiarkan mamon menjerat dan mengikat erat. OMSET dan ASET udah menjadi tolok ukur "kesuksesan" gereja.. rasanya gak ada cara lain selain gereja harus berani mentransformasi dirinya sendiri dan men-stempel hati dan otaknya dengan mental KERAJAAN ALLAH spy lepas dari jerat mamon.. "hajar" terus ko gereja2, bangun dasar yg kuat spy Kerajaan Allah menjadi nyata di kota2..